.

Kamis, 22 Desember 2011

Maka Siapakah Yang Lebih Besar Bahayanya Daripada Dirimu Sendiri ?

Wahai anak Adam

Engkau hanyalah laksana hari-hari yang setiap kali berlalu satu hari

maka hilanglah pula sebagian dari dirimu

Adalah Rosululloh Shollallohu‘alaihi wa Sallam berkata :

مَنْ كَانَتِ اْلآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ، وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهُ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا قُدِّرَ لَهُ

"Barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuannya, Alloh akan jadikan kecukupan dalam hatinya dan Alloh kumpulkan baginya urusannya yang tercerai-berai dan dunia akan
mendatanginya dalam keadaan tidak suka kepadanya dan barangsiapa yang menjadikan dunia menjadi cita-citanya, Alloh akan jadikan kefakiran di kedua kelopak matanya, Alloh cerai-beraikan urusannya dan tidaklah dunia akan mendatanginya kecuali hanya apa yg telah ditentukan untuknya." (HR. At Tirmidzi 2465, dari sahabat Anas bin Malik rodhiyallohu anhu)

Dunia, memang masih menjadi tujuan utama bagi kebanyakan orang, Tidaklah mengherankan, harta yang berlimpah, jabatan, popularitas, dan berbagai bentuk kesenangan lainnya menjadi intaian dan buruan siang malam.

Padahal dunia adalah fatamorgana, kesenangan yang dirasakan akan menyisakan kehampaan, kepedihan, dan keletihan.

Hanya ilmu agama yang bisa meredam ambisi manusia terhadap sifat serakah terhadap dunia.

Ada sebuah kemuliaan yang seringkali justru terluputkan, bahkan dilalaikan. padahal inilah kemuliaan hakiki yang akan membuahkan kebahagiaan hakiki yang  didapatkan jika benar-benar berusaha meraihnya, Kemuliaan yang disebutkan oleh Alloh Subhanahu wa Ta'ala dalam KitabNya yang mulia :

يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوْتُوا العِلْمَ دَرَجَاتٍ

"Alloh akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat."(QS.Al Mujadilah : 21).

Beberapa makna sebagian mufrodat ayat

يَرْفَعِ اللَّهُ

"Alloh meninggikan" maknanya Alloh Ta'ala mengangkat.

Yaitu mengangkat orang yang berilmu di atas orang yang tidak berilmu.

أُوتُوا الْعِلْمَ

"Orang-orang yang diberi ilmu" yang dimaksud ilmu di dalam ayat ini adalah ilmu syar’i (ilmu yang Alloh Ta'ala turunkan kepada Muhammad Shollallohu alaihi wa Sallam berupa petunjuk dan penjelasan).

Sebab dengannyalah seseorang akan mendapatkan keterangan dalam mengamalkan agamanya berdasarkan tuntunan Alloh dan RosulNya.

دَرَجَاتٍ

"Beberapa derajat".

Al Imam Al Qurthubi rohimahulloh berkata :
yaitu derajat di dalam agama ketika mereka melaksanakan apa yang diperintahkan.

Tafsir Ayat

Ayat Alloh Subhanahu wa Ta'ala yang mulia ini menjelaskan keutamaan para ahli ilmu dan orang-orang yang senantiasa menuntut ilmu agama. Di samping karena keimanan yang mereka miliki, mereka juga diangkat derajat dan kedudukannya oleh Alloh Ta'ala karena bertambahnya ilmu agama mereka, yang menjadikannya semakin jauh dari kejahilan dan mendekatkan kepada keridhoan Alloh Subhanahu wa Ta'ala.

Berikut beberapa penafsiran para ulama tentang tafsir ayat ini :

Ath Thobari rohimahulloh berkata :

"Alloh Subhanahu wa Ta'ala mengangkat kaum mukminin dari kalian wahai kaum, dengan ketaatan mereka kepada Robb mereka, maka (mereka taat) pada apa yang diperintahkan kepada mereka untuk melapangkan (majelis) ketika mereka diperintahkan untuk melapangkannya atau mereka bangkit menuju kebaikan apabila diperintahkan mereka untuk bangkit kepadanya. Dan dengan keutamaan ilmu yang mereka miliki, Alloh Subhanahu wa Ta'ala mengangkat derajat orang-orang yang berilmu dari ahlul iman (kaum mukminin) di atas kaum mukminin yang tidak diberikan ilmu, jika mereka mengamalkan apa yang mereka diperintahkan." Lalu beliau menukilkan beberapa perkataan ulama salaf, di antaranya Qotadah rohimahulloh, beliau berkata : "sesungguhnya dengan ilmu, pemiliknya memiliki keutamaan, sesungguhnya ilmu memiliki hak atas pemiliknya, dan hak ilmu terhadap kamu, wahai seorang alim, adalah keutamaan. Dan Alloh Ta'ala memberikan kepada setiap pemilik keutamaan, keutamaannya." (Tafsir Ath Thobari, juz 28 hal.19)

Demikianlah, dalam kalamNya ini Alloh Subhanahu wa Ta'ala menyatakan bahwa Dia akan mengangkat derajat orang yang beriman lagi berilmu di atas orang yang beriman namun tidak berilmu. Ketinggian derajat akan diperolehnya di dunia berupa kedudukan yang tinggi serta nama baik, juga akan dicapai pula di akhirat berupa kedudukan yang tinggi di dalam surga. (Fathul Bari 1/186).

Wallohi, inilah kemuliaan yang sebenarnya, dan bukanlah kemuliaan ketika seseorang tersibukkan dengan dunia, Suatu hal yang mustahil bagi mereka yang ingin meraih kebahagiaan hakiki ia tidak membangun segala aktivitas dan tujuannya di atas sebab-sebab kemuliaan ilmu yang haq yang bersumber dari Al Qur’an dan Sunnah Rosululloh Shollallohu alaihi wa Sallam. Sungguh mereka hanyalah mencari sesuatu yang bersifat fatamorgana, sebagaimana sebuah syair:

تَرْجُو النَّجَاةَ وَلَمْ تَسْلُكْ مَسَالِكَهَا إِنَّ السَّفِيْنَةَ لاَ تَجْرِي عَلىَ الْيَبَسِ

Kalian mengharapkan keselamatan namun tidak menempuh jalan-jalannya
Sesungguhnya kapal tidak akan berlayar di atas tempat yang kering

Al Hasan Al Bashri rohimahulloh berkata :

"Di antara tanda berpalingnya Alloh dari hambaNya adalah dia menjadikan sibuk terhadap apa-apa yang tidak bermanfaat baginya." (At Tamhid, Ibnu Abdil Bar. Lihat Madarikun Nazhor, hal. 444).


Wahai anak Adam

engkau dapati pagimu berada di antara dua waktu

yang keduanya tak mungkin meninggalkanmu

yakni bahayanya malam dan bahayanya siang

Sampai engkau mendatangi negeri akhirat

yang bisa jadi engkau datang ke al-jannah 

dan bisa jadi engkau ke an-nar

Maka siapakah yang lebih besar bahayanya daripada dirimu sendiri?


Wallohu a'lam bish showab

Abdurrahman Anang Al Atsary

Tidak ada komentar:

Posting Komentar